Rabu, 29 Juni 2011

Wanita


 Kesedihan selalu datang di setiap perpisahan yang direncanakan sekalipun. Perasaan hampa, bersalah, seketika muncul tanpa tahu sebabnya. Mengapa selalu saja terkungkung dengan kebimbangan dan kegelisahan dikala kesendirian itu datang

Wanita.. dengan segenap perasaannya yang menggelora, dengan seluruh pengharapannya akan hidup dan kesempurnaan. Apa alasan untuknya bertahan dengan kondisi ketidak pastian akan cinta ? Apa sebab pikiran dan hatinya membeku ketika kebersamaan itu terjalin, seolah semua gundah atas seribu pertanyaan terkungkung dalam bejana diam.. pupus oleh waktu yang mengalir dari menit ke menit.

Wanita.. dengan seluruh keputusan dari setiap langkah kakinya, kurasakan betapa kerinduan itu mengikis logikanya. Berjalan seperti layaknya hantu gentayangan, tanpa arah.. tanpa gairah.
Lalu, asumsi-asumsi liar muncul satu per satu ke permukaan.. semakin membuat hatinya tersayat, perih.. karna harapannya hanya tinggal angan-angan semata.

Wanita.. dengan semua kesalahan dalam hidupnya, mencaci diri atas kebodohan yang tak terampuni. Terbesit tanya di hatinya : " apakah dia telah mempermainkan Tuhannya dengan kesengajaan tindakannya "
Sekarang.. hanya ada penyesalan, memunguti kembali helai demi helai ketenangan jiwa yang terbang bersamaan hilangnya kekasih yang dipuja.

Wanita.. masih tetap sanggup menghadapi kerasnya kehidupan, sendiri melawan kelemahannya, berpikir akan kebebasan menurut hatinya. Air mata.. adalah kesimpulan dari kepedihan yang tak terperi. Biar saja lepas dan mengalir sampai dia merasa cukup dan berhenti.

Wanita.. makhluk indah yang telah diciptakan Nya, hanya ada sepenggal doa di telapak tangan yang menengadah. Mencari arti dari memiliki dan menjadi... menanti keikhlasan.. kemuliaan bathin karna cintanya.